Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membedakan Mukjizat, Karomah Dan Ma'unah

 

credit mage by pixabay

Suatu hal yang sangat luar biasa dan terjadi pada orang-orang tertentu seringkali kita dengar, bahkan dari sejarah juga sebuah kisah sering menceritakan hal-hal luar biasa yang tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia. Hal seperti ini biasanya disebut dengan keajaiban atau mukjizat.
 
Menurut para ahli, kejadian kejadian luar biasa ini hanya diberikan kepada orang yang memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT, yaitu mereka yang ibadahnya sangat tekun.
 
Bila yang mendapatkan para Nabi dan Rasul, maka disebut mukjizat, sedangkan pada manusia pilihan di bawah Nabi dan Rasul adalah Karomah, dan bila yang mendapatkan manusia biasa adalah Ma’unah. 

Perbedaan Mukjizat, Karomah Dan Ma'unah

Berikut ini adalah perbedaan Mukjizat, Karomah Dan Ma'unah, yaitu:

1. Mukjizat

Mukjizat diberikan kepada para Nabi dan Rasul yang sedang menyampaikan kebenaran untuk menyeru ke jalan Allah SWT. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pada masanya.
 
Allah memberikan hal ini agar dapat dijadikan pelajaran bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, bahwa Allah lah pemilik segalanya, pencipta alam semesta.
 
Dari yang terlihat hingga yang tidak terlihat, dari yang kecil hingga yang besar, tidak akan ada yang dapat menandingi Nya. Sebab, tidak satu orang pun yang dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan seperti yang Allah ciptakan.

2. Karomah

Sebuah Karomah diberikan secara khusus hanya kepada manusia yang dipilih oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Misalnya Siti Maryam dan tujuh orang pemuda Ashabul Kahfi. 

Jika dipikir dengan akal sehat, bagaimana mungkin seseorang seperti Siti Maryam bisa hamil, sementara ia tidak bersuami?
 
Sedangkan orang hamil itu bisa terjadi apabila ada proses pembuahan. Tetapi, disinilah Allah menunjukkan kuasa Nya. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Allah? Tidak ada satupun yang mustahil bagi Allah karena jika Allah menghendaki sesuatu terjadi maka pasti terjadi.
 
Ashabul Kahfi adalah tujuh orang pemuda yang tidur ratusan tahun di dalam gua. Hanya Allah saja yang mengetahui berapa lama mereka tertidur. 

Jika tanpa campur tangan Allah SWT, maka tidak mungkin ia akan dapat terbangun dalam kondisi seperti semula seolah mereka hanya tidur sesaat.

3. Ma’unah

Mau’nah ini diberikan kepada manusia biasa yang Allah kehendaki. Terkadang ada seseorang bercerita bahwa ia telah mendapatkan mukjizat, padahal yang sesungguhnya terjadi menurut ulama hal itu adalah  ma’unah.
 
Contoh kisah mau’nah yang pernah dialami seseorang yang hidup disuatu kampung. Orang tersebut bekerja di sebuah gunung karang yang diledakkan sedikit demi sedikit untuk diambil karangnya dan dijadikan bahan baku. 

Setelah diledakkan, maka karang tersebut akan membentuk menyerupai goa. Sisa ledakannya inilah yang terkadang menimbulkan korban tertimbun batu karang.
 
Tetapi orang ini selalu lolos dari musibah ini, meski beberapa kali ia mengalaminya. Sesaat setelah  beliau keluar dari goa, karang tersebut amblas menimpa beberapa sahabatnya yang belum sempat keluar. 

Beliau ini dianggap kyai karena memiliki ilmu lebih dibanding yang lainnya di kampung tersebut. Ibadahnya sangat tekun dan akhlaknya pun mulia, sehingga mendapat ma'unah dari Allah SWT.
 
Mungkin Anda atau keluarga juga sahabat Anda pernah mengalami hal hal yang menakjubkan seperti ini. Nah, hal ini adalah rahmat yang Allah berikan agar dapat dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya.

Mukjizat Itu Nyata Bagi Yang Beriman

Kaum muslimin mengakui bahwa mukjizat itu nyata dan ada, hanya orang kafir yang tidak dapat hidayah saja yang tidak mau mengakuinya. Orang kafir mengingkari hal ini karena buta mata hatinya. Sebagai contoh, kejadian Isra’ Mi’raj Rasulullah saw.
 
Orang kafir menuduh bahwa kisah perjalanan Isra’ Miraj adalah dongengnya Nabi Muhammad saw. Mereka menuduh Nabi mengarang cerita palsu dan berbohong, hingga mencemooh dan mengejek Rasulullah.
 
Bahkan lebih keji ada yang menuduh Rasulullah pada malam itu tidur dengan sepupu perempuannya yang pernah menolak cintanya. Naudzubillahi mindzalik, tuduhan ini sangat tidak bermoral.
 
Bagaimana mungkin seorang Nabi yang maksum (bersih dari dosa) melakukan hal hina yang sangat rendah? Dengan segala argumen mereka tuduhkan untuk menjatuhkan Nabi yang mulia, Nabi yang biasa dihina dan dicaci oleh kaum kafir laknatullah.

Mukjizat Berhubungan Dengan Keimanan

Ketika pagi setelah kejadian Isra’ Mi’raj, Nabi menceritakan apa yang dialaminya kepada sahabat-sahabatnya. Orang musyrik yang mendapat hidayah mempercayai kemudian beriman, orang yang beriman semakin kuat imannya dan yang lemah imannya kembali murtad.
 
Abu Bakar As Siddiq merupakan orang yang paling pertama yakin dan percaya dengan kejadian isra’ mi’raj. Dia memiliki keimanan yang kuat, dan sangat percaya dengan semua perkataan Nabi Muhammad. 

Beliau merasa sangat yakin jika yang mengucapkan itu adalah Nabi Muhammad Saw, maka hal itu pasti adalah sesuatu yang benar dan nyata terjadi.
 
Nabi tidak peduli dengan orang orang yang mendustakannya. Beliau tetap berjuang bahkan semakin mantap melangsungkan perjuangannya dengan penuh kesabaran. Nabi tidak memaksakan kehendaknya kepada orang orang yang tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
 
Dalam kisah Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad banyak menyaksikan dan melihat hal hal yang tidak mampu diungkapkan oleh lisan dan tidak dapat dituliskan. Beliau berada dalam situasi yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia.
 
Al-Qur ‘an sengaja tidak menyebutkan apa saja yang dilihat oleh Nabi, karena merupakan rahasia Allah dengan Nabinya. 

Hal ini adalah salah satu mukjizat yang khusus diperuntukkan bagi Nabi Muhammad Saw sebagai  penghormatan kepada beliau. Al-Qur’an sengaja tidak menyebutkan itu semua untuk menegaskan bahwa  beliau melihat tanda tanda kebesaran Tuhannya.
 
Ilmu manusia tidak akan dapat menjangkau hal-hal yang ghoib, seperti dimana letak persisnya ketika Nabi bertemu dengan Allah SWT. Disini pula keimanan manusia diuji, apakah mempercayai atau mengingkarinya.
 
Sesungguhnya tidak ada yang mustahil bagi Allah, dan hal-hal yang tidak tercatat dalam Al Qur'an bukanlah karena Allah lupa mencatatnya, melainkan sudah menjadi ketentuan Nya.
 
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh kaum murtadin, ada yang menulis bahwa Allah telah lupa menuliskan tata cara sholat di Al Qur’an, padahal Allah bukanlah manusia yang memiliki sifat pelupa.
 
Tata cara sholat memang tidak diatur dalam Al Qur’an, melainkan dalam hadits Nabi. Karena, hadits Nabi merupakan tuntunan yang wajib diikuti oleh umat Islam setelah Al-Qur’an. 

Sesuatu yang tidak terdapat dalam Al-Quran, maka ada dalam Hadist Nabi,. Jika sesuatu masalah tidak ada pada keduanya, maka umat muslim boleh berijtihad.
 
Tindakan dan ucapan Nabi adalah hadits yang menjadi tuntunan bagi orang muslim yang beriman. Orang beriman meyakini mukjizat itu nyata tanpa ragu sedikitpun, karena mukjizat dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Sedangkan salah satu syarat orang beriman yaitu menjalankan rukun iman diantaranya yaitu iman kepada Rasul.

Itulah penjelasan tentang perbedaan Mukjizat, Karomah Dan Ma'unah. Semoga penjelasan diatas membuat kita semakin memahami perbedaan - perbedaan tersebut.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk "Membedakan Mukjizat, Karomah Dan Ma'unah"