Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ikuti Contoh Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW maka Akan Selamat!

Ikuti Contoh Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW maka Akan Selamat!
Image by freepik

Berbicara mengenai sifat shalat nabi, tidak terlepas dari umat muslim. Sebagai umat muslim, shalat merupakan ibadah wajib. Bahkan, shalat merupakan tiangnya agama Islam. Artinya, jika shalat tidak dijalankan maka keimanan dari seorang muslim tersebut robohlah seketika.
 
Seperti halnya tiang dalam sebuah rumah, tiang yang berguna untuk menyangga bangunan haruslah terus tegak untuk menjaga keseimbangan dan keutuhan bangunan.
 
Jika tiang tersebut tidak tegak maka bangunan tersebut pastilah akan roboh. Demikian juga dengan agama. Agama akan roboh jika kita malas dan tidak mau mendirikan shalat.

Dalam pelaksanaannya, perintah shalat bagi umat muslim banyak diterangkan dalam Al-Quran. selain itu, banyak juga hadist-hadist shahih yang menerangkan bagaimana shalat tersebut diperintahkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad SAW.
 
Adapun tata cara shalat yang dicontohkan Nabi ini haruslah dilaksanakan oleh seluruh umat muslim. Mengingat, Nabi Muhammad SAW ini merupakan utusan Allah Swt.
 
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tata cara shalat Nabi memang wajib diikuti oleh setiap umat muslim. Tata cara atau sifat shalat yang dicontohkan Nabi ini merupakan perintah langsung dari Allah Swt sebagai raja yang merajai langit dan bumi.
 
Oleh karena itu, tata cara shalat ini menjadi tuntunan bagi umat muslim untuk beribadah kepada Allah Swt, yang juga merupakan tugasnya.

Tata Cara Shalat Sesuai Nabi Muhammad SAW

Sebagai umat muslim yang meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, tidak ada alasan pun untuk kita tidak meneladani setiap perilaku dan sifat Nabi Muhammad SAW.
 
Nabi yang merupakan kekasih dan wakil Allah Swt di bumi, mencontohkan berbagai perilaku, tata cara ibadah dan juga sifat yang wajib dijadikan tuntunan umat muslim, tidak terkecuali dengan tata cara shalat.
 
Tata cara atau sifat shalat Nabi Muhammad SAW, telah banyak dijelaskan dalam Al-Quran dan juga hadits-hadist shahih. Berbagai kalangan ulama pun telah mendeskripsikan bagaimana tata cara shalat yang dicontohkan Nabi terakhir di dunia tersebut sebagai tata cara beribadah wajib kepada Allah Swt.
 
Berikut ini adalah tata cara shalat menurut apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
 
Dalam perintahnya, Allah Swt melalui Nabi Muhammad SAW memerintahkan bahwa setiap muslim wajib mensucikan dirinya sebelum melaksanakan shalat wajib.
 
Menyucikan diri di sini berarti terbebas dari hadas, baik itu hadas besar maupun hadas kecil. Untuk hadas besar, bisa disucikan dengan mandi besar, sedangkan untuk hadas kecil bisa disucikan dengan cara berwudhu. Adapun tata cara berwudhu dianjurkan juga berdasarkan contoh dari Rasul Muhammad SAW.
 
Setelah mensucikan diri dari hadas, tata cara shalat sesuai contoh Nabi adalah menghadap seluruh tubuh ke kiblat seraya meniatkan shalat yang akan dikerjakan di dalam hati. Seperti yang sudah dicontohkan Nabi, setiap shalat memiliki lafal niat yang berbeda-beda. Dan setiap niat shalat disyariatkan dilafalkan dalam hati.
 
Melakukan takbiratul ihram sambil mengucapkan kalimat "Allahu Akbar" yang artinya Allah Maha Besar
 
Pengucapan kalimat takbir tersebut Nabi mensyariatkan untuk mengeraskan suara, sehingga orang yang berada di belakangnya mendengar. Setelah takbir, arahkan wajah serta pandangan kita ketempat sujud, lalu membaca doa iftitah.
 
Setelah selesai membaca doa iftitah, selanjutnya dilanjutkan dengan berta’awudz atau meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan.
 
Setelah itu, sifat shalat Nabi pun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah. Setelah melafalkan Al-fatihah, Nabi mencontohkan untuk mengeraskan bacaan ‘Aamiin’.
 
Kemudian, tata cara shalat dilanjutkan dengan membaca bacaan yang mudah dari Al-Quran.
 
Selanjutnya, dilanjutkan dengan ruku seraya bertakbir dengan cara mengangkat kedua tangan sejajar bahu serta posisi telapak tangan dekat dengan daun telinga.
 
Dalam rukuknya, Nabi meluruskan punggungnya dengan kepala. Jemarinya menggenggam kedua lututnya dan bertumpu pada lutut. Dengan demikian, sikut pun akan keluar dan melebar.
 
Setelah selesai rukuk seraya menyelesaikan bacaan ruku nya maka gerakan selanjutnya adalah mengangkat kedua tangan selebar bahu sambil mengucapkan "Sami’allahu liman hamidah" yang diikuti dengan bacaan I’tidal.
 
Gerakan selanjutnya adalah bertakbir yang diikuti dengan bersujud. Nabi mensyariatkan lutut sebagai anggota tubuh pertama yang menyentuh lantai.
 
Selain itu, Nabi juga mencontohkan ada tujuh anggota tubuh yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu wajah, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jemari kaki. Ketika sujud, diharuskan membaca doa sujud layaknya doa sujud yang umumnya digunakan.
 
Setelah selesai membaca doa sujud maka tata cara shalat sesuai dengan contoh Nabi adalah mengangkat kepala seraya mengucapkan takbir, kemudian diikuti dengan gerakan duduk baina sajdatain yaitu duduk di antara dua sujud.
 
Gerakan duduk di antara dua sujud ini diikuti dengan membaca doa sebagaimana yang digunakan dalam gerakan tersebut. Tata cara shalat selanjutnya adalah melakukan gerakan sujud layaknya gerakan sujud pertama.
 
Kemudian bangkit sambil takbir dengan terlebih dahulu bertumpu pada lutut hingga berdiri tegak diatas kakinya. Gerakan ini merupakan pengulangan gerakan takbir tanpa takbiratul ihram dan doa iftitah serta ta’awudz. Gerakan selanjutnya sama seperti gerakan pada rakaat pertama, lengkap dengan bacaannya.
 
Di akhir sujud rakaat kedua, sifat shalat Nabi mencontohkan dilakukan duduk tasyahud awal atau yang lebih dikenal sebagai tahiyat awal.
 
Duduk tasyahud awal ini dilakukan dengan cara menegakkan telapak kaki kanan dan menduduki bagian atas telapak kaki kiri. Duduk tasyahud awal ini dilakukan pada shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya dengan bacaan tahiyat awal yang banyak digunakan dalam shalat.
 
Setelah melaksanakan tasyahud awal maka langkah selanjutnya adalah mengangkat kedua tangan untuk melanjutkan shalat di rakaat ketiga. Pada rakaat ketiga, Nabi mencontohkan membaca surat Al-Fatihah dan tidak melanjutkannya dengan membaca bacaan lain.
 
Pada rakaat ketiga dan keempat, tata cara dan gerakannya pun sama seperti halnya gerakan shalat pada rakaat pertama dan kedua. Yang membedakannya adalah pada rakaat keempat atau terakhir, gerakan dilanjutkan dengan duduk untuk tasyahud akhir.
 
Duduk tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal, yang membedakannya adalah bacaannya yang lebih panjang dan berisikan doa-doa serta shalawat kepada Nabi besar umat muslim, Nabi Muhammad SAW serta Nabi Ibrahim As.
 
Selesai membaca doa tasyahud akhir, gerakan shalat yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah salam.
 
Salam dalam shalat diikuti dengan gerakan menolehkan kepala ke arah kanan dan juga kiri. Gerakan ini diikuti dengan ucapan salam seperti halnya mengucapkan salam ketika bertemu umat muslim lainnya.
 
Itulah beberapa sifat shalat Nabi yang banyak diterangkan juga oleh kalangan ulama. Sifat shalat yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW ini menjadi tuntunan bagi kita umat muslim untuk menjalankan ibadah wajib, seperti halnya yang disebutkan dalam rukun Islam, yaitu Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, dan ibadah haji bagi yang mampu.
 
Semoga bermanfaat untuk kehidupan kita.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk " Ikuti Contoh Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW maka Akan Selamat!"