Metode & Tujuan Mendidik Anak Sesuai Ajaran Islam
Mendidik anak sesuai dengan ajaran islam adalah cara untuk mencetak generasi shaleh / shalihin. Kita pasti ingin memiliki anak - anak yang shaleh dan shalehah.
Anak shaleh dan shalehah adalah bekal orang tua agar selamat dari panasnya api neraka selain bekal amal jariyah dan ilmu.
Mendidik anak cara islam telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Beliau begitu menyayangi dan mengasihi anak kecil.
Tidak jarang beliau mengajak cucu dan anak-anak di sekelilingnya untuk bermain. Beliau menyelipkan candaan namun berisi pengajaran sehingga membekas di hati anak-anak.
Mendidik Anak Cara Islam
Berikut ini adalah metode mendidik anak cara islam yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, antara lain:
1. Menjauhi Sifat Dusta
Pernah suatu ketika Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam mendapati seorang ibu memanggil putranya, “Hai, Nak, kemari, Ibu akan memberimu sesuatu!”
Kemudian Rasulullah mendekati sang ibu seraya bertanya, “Apakah kau benar-benar ingin memberinya sesuatu?”
Sang ibu mengiyakan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata, “Jika kau mengatakan ingin memberinya sesuatu, tetapi tidak kau berikan, maka hal itu termasuk dusta.”
Kisah di atas adalah contoh mendidik anak cara Islam bahwa berbohong kepada anak tidak diperbolehkan. Banyak kita temui orang tua yang menjanjikan anaknya dengan hadiah-hadiah yang disukai asalkan sang anak berbuat baik, mau belajar dan meraih prestasi di sekolahnya.
Tetapi janji tinggallah janji. Orang tua sering menunda merealisasikan janji tersebut sampai-sampai anak pun bosan menagihnya. Hal ini jelas termasuk dusta.
2. Memulai dari Hal-hal Kecil
Mendidik anak cara islam harus dimulai sejak dini. Misalkan makan dan minum dengan tangan kanan, berdoa sebelum dan selesai makan atau tidur, menjaga kebersihan, dan sebagainya.
Metode ini harus dilakukan dengan konsisten. Jika anak kita makan memakai tangan kiri, jangan ragu untuk menegurnya.
Jangan sekali-kali dibiarkan anak makan dengan tangan kiri. Jika dibiarkan, maka anak tidak akan mengindahkan perintah Anda lagi karena dianggap tidak serius.
3. Memanggil dengan Panggilan Sayang
Nabi Muhammad Saw menggunakan panggilan “ Wahai anakku” kepada anak – anak atau remaja ketika bermaksud untuk menyampaikan sesuatu.
Panggilan tersebut selain menyejukkan juga digunakan agar perhatian mereka tertuju pada beliau. Dengan demikian mereka akan memusatkan perhatian kepada pesan yang hendak disampaikan.
4. Menggunakan Perumpamaan
Salah satu metode dalam mendidik anak cara islam adalah dengan membuat metafora supaya anak-anak mengerti pesan yang sedang kita sampaikan.
Ketika hendak menyampaikan bahwa saling mengejek, menjelek-jelekkan teman adalah perbuatan buruk, Al-Quran mengumpamakan tingkah laku tersebut sama dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Hal itu tentu saja menjijikkan.
Melalui perumpamaan, pesan yang akan disampaikan akan mudah dipahami dan membekas kuat dalam ingatan anak. Bisa juga orang tua membacakan kisah-kisah teladan umat Islam yang bisa diambil pelajaran dan hikmah.
Selain menyenangkan untuk didengar, anak-anak pun termotivasi untuk melakukan kebaikan sebagaimana yang dikisahkan dalam cerita tersebut.
5. Memberi Suri Teladan yang Baik
Ajarilah anak untuk menghormati tamu, bertutur kata sopan dan mengasihi orang lain. Mulai dari mengajari membagi kue yang ia miliki kepada temannya atau bisa juga meminjamkan mainan.
Jangan sekali-kali mengajari anak untuk berbohong. Misalnya menyuruh anak berbohong kepada tamu kalau orang tuanya sedang ke luar kota padahal sang anak tahu kalau ibu bapaknya sedang bersembunyi di dalam kamar.
Hal tersebut tentu kurang baik, karena suatu hari nanti anak – anak akan meniru hal tersebut yaitu berbohong kepada orang lain.
Tidak mudah untuk mendidik anak cara Islam karena orang tua harus terlebih dahulu mengaplikasikan ajaran Islam. Tapi segala sesuatu butuh perjuangan dan pengorbanan apalagi jika kita ingin meraih ridha-Nya dengan mencetak generasi shalihin dalam keluarga.
Tujuan Mendidik Anak dalam Islam
Mendidik anak dalam Islam, atau secara umum disebut tarbiyah. Tarbiyah memiliki makna yakni melakukan proses pendidikan individu dengan berbagai media untuk memanfaatkan potensi agar mampu hidup sempurna dalam masyarakatnya, baik secara jasmani, akal, sosial, akhlak, estetika, dan emosional.
Demikian halnya yang diterangkan Fahir ‘Aqil dalam Ma’alim al-Tarbiyah. Pendidikan atau tarbiyah adalah proses menyeluruh terhadap manusia dalam membina jiwa raganya, akal dan perasaan, kepribadian dan perilakunya, pemahaman dan sikapnya, cara berpikir dan cara hidupnya.
Proses ini bukanlah bersifat instan, tetapi berkelanjutan selama hayat dikandung badan.
Dalam pendidikan Islam, selain dari istilah tarbiyah, dikenal pula istilah al-ta’lim, al-tadris, dan al-ta’dib. Semua istilah - istilah tersebut mempunyai karakter pendidikan yang unik.
Tetapi semuanya bermuara pada kesatuan konsep proses pendidikan dalam Islam. Semua istilah tersebut saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan.
Al-Ta’lim pada umumnya berhubungan dengan aspek informasi, aspek intelektual, serta pengembangan keterampilan dan keahlian. Sebuah transformasi intelektual, pemahaman, dan pendapat dari seorang guru ke murid.
Peserta didik yang memperhatikan dan menyadari apa yang disampaikan oleh seorang guru dengan berbagai metode variatif yang dikuasai guru itu.
Al-Tadris merupakan aktivitas berkelanjutan dalam proses pengajaran dengan berbagai bentuk, prestasi dan keberhasilan dalam aktivitas tersebut. Kegiatan tadris tentu saja membutuhkan sikap penuh kesabaran, ketekunan, dan kontinuitas.
Sementara al-ta’dib adalah pendidikan yang mengutamakan pada pembinaan perilaku, penajaman cita-cita, dan bimbingan pada akhlakul karimah. Pendidikan yang memfokuskan pada akhlak Islam. Kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan rasa dan sikap keagamaan pada anak.
Tujuan Pendidikan
Dalam melakukan usaha dan upaya mendidik anak dalam Islam, maka harus diketahui pula tujuan pendidikan menurut agama Islam. Terdapat beberapa tujuan pendidikan berdasarkan berbagai pendapat ulama dan cendikiawan Islam dalam bidang pendidikan.
Tujuan pendidikan tersebut disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan sejatinya memiliki tujuan yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan pendidikan bukanlah untuk mencari harta, jabatan, gengsi, dan posisi yang menghasilkan uang semata.
Apabila tujuan pendidikan melenceng dan tidak mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya, maka yang akan lahir adalah sikap kebencian, kedengkian, dan permusuhan.
2. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pemikiran dan nalar manusia, mengatur pola laku dan perasaan berdasarkan ajaran dan tuntunan Islam.
3. Pendidikan memiliki tujuan lain, yaitu untuk merealisasikan peribadatan atau ubudiyah kepada Allah SWT dalam segala sendi kehidupan manusia, baik secara individu maupun masyarakat.
4. Pendidikan juga memiliki tujuan untuk memelihara kehidupan manusia sesuai dengan cerminan dalam Al-Quran dan contoh dari baginda Nabi Muhammad SAW.
5. Pendidikan bertujuan untuk menyampaikan atau mengantarkan manusia menuju tempat kesempurnaannya dengan mengembangkan fungsi kejiwaan dengan latihan dan bimbingan yang bertahap. Proses pendidikan itu harus diterangi dalam cahaya ilahiyyah dan berjalan dalam arah hukum dan aturan-Nya.
Ciri Mendidik Islami
Ada 5 ciri utama dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam, antara lain:
1. Mengantarkan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Melaksanakan tugas pemakmuran dan pengolahan potensi bumi sesuai aturan dan ketetapan Allah.
2. Pelaksanaan tugas khalifah dalam rangka wujud ibadah kepada-Nya.
3. Mengarahkan manusia agar tetap dalam jalan keselamatan yang bermuara pada akhlakul karimah, atau suri tauladan dan budi pekerti yang luhur dan mulia.
4. Membina potensi akal, jiwa, dan jasmani agar memiliki ilmu, akhlak, keterampilan yang melengkapi dan mendukung pengabdian sebagai hamba-Nya.
5. Menuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kehidupan di akhirat kelak.
Mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam, dapat kita pelajari dengan cara mengikuti suri tauladan baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam. Ciri utama pendidikan Nabi SAW terhadap anak, adalah berbalut kasih sayang dan sikap teladan.
Mulailah perbaiki diri dan berusahalah menjadi sosok teladan yang baik dan benar, bagi anak dan keluarga kita. Wallahu a’lam.
Posting Komentar untuk " Metode & Tujuan Mendidik Anak Sesuai Ajaran Islam"