Apakah Pengertian Akhlak? Pahami Perbedaan Ahlak dan Etika
Akhlak merupakan sebuah perbuatan seseorang yang menyangkut dengan kepribadian seseorang. Pengertian akhlak adalah sebuah sifat atau pekerti seorang manusia yang berhubungan dengan pihak lain, khususnya sesama manusia.
Di dalam pengertian akhlak terkandung adanya tata perilaku seseorang yang dapat dilihat secara kasat mata.
Akhlak Baik dan Akhlak Buruk
Akhlak ada yang baik dan ada yang buruk. Akhlak yang baik misalnya adalah suka menolong, sopan santun, tidak melakukan perbuatan yang melanggar moral dan lain sebagainya.
Adapun akhlak yang buruk merupakan kebalikan dari akhlak baik, seperti mencuri, senang menyakiti orang lain, berbuat melanggar hukum dan lain sebagainya.
Di dalam agama, pengertian akhlak meliputi segala tindak tanduk dan tingkah laku di dalam kehidupannya yang tidak melanggar tata aturan agama yang berhubungan dengan hukum agama. Akhlak di dalam agama bersifat horizontal, yaitu berhubungan dengan sesama manusia, dan juga lingkungan.
Perbedaan Akhlak dan Etika
Memang ada perdebatan terkait dengan perbedaan antara akhlak dan etika. Sebagian orang mengatakan bahwa akhlak dan etika adalah sama, tetapi sebagian yang lain mengatakan tidak sama.
Sebenarnya secara makna asal, di mana akhlak berasal dari Bahasa Arab yang kental dan erat hubungannya dengan agama Islam, akhlak lebih ke arah sikap yang dihubungkan dengan tata hukum agama yang sudah dapat diuraikan dengan jelas rinciannya.
Adapun etika merupakan sebagian kecil dari akhlak. Etika muncul karena adanya peradaban dan kebudayaan manusia. Etika tidak diatur oleh agama maupun kitab suci mana pun. Jika akhlak berhubungan erat dengan titah Tuhan, namun etika diciptakan oleh buah karya pemikiran manusia.
Persamaan Akhlak dan Etika
Meskipun demikian, memang terdapat persamaan antara akhlak dan etika, yaitu tujuannya adalah untuk membuat tata kehidupan manusia lebih baik, tidak menindas sesama ataupun merugikan orang lain.
Bisa dibayangkan jika hidup ini tidak ada akhlak dan etika, maka orang akan dengan semena-mena menyakiti orang lain tanpa ada rasa bersalah ataupun berdosa.
Meskipun akhlak sangat bersifat individualistis, namun akhlak dapat dibentuk secara jamak, dalam arti akhlak dapat ditanamkan dan dapat diubah.
Akhlak dalam Kehidupan Bermasyarakat
Pengertian akhlak yang dapat dilihat secara jelas adalah ketika seseorang melanggar sebuah moral maupun aturan susila di dalam masyarakat.
Misalnya seorang yang sering melakukan perbuatan zina, pembunuh, pencuri dapat dikatakan sebagai orang yang tidak berakhlak. Akan tetapi akhlak juga tidak dapat dengan serta merta dibedakan menjadi hitam dan putih.
Terkadang seorang dengan akhlak yang nampaknya baik, ternyata di dalam hatinya menyimpan dendam yang tak seorangpun dapat mengerti.
Atau ada seorang yang nampak jahat, tetapi ternyata berada di bawah ancaman orang lain supaya berbuat buruk. Nah jika seperti ini yang terjadi, maka pengertian akhlak tidak lagi bersifat harfiah atau kasat mata lagi.
Aturan akhlak di dalam agama khususnya Islam, selain mengatur olah kehidupan manusia supaya lebih baik dan tidak saling merugikan juga untuk menyeimbangkan kondisi alam.
Maksudnya adalah ketika manusia memiliki akhlak yang buruk, maka dia tidak akan peduli dengan alam sekitar. Mereka akan merusak alam, membuang sampah semaunya serta perbuatan merusak lainnya.
Namun ketika orang berakhlak baik akan selalu memberikan kebaikan kepada alam, bahkan memelihara kelestarian alam baik hewan maupun tumbuhan. Menghindari perbuatan yang merusak lingkungan.
Akhlak tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya jabatan seseorang maupun tingkat pengetahuan maupun kekayaan orang. Seorang miskin dapat berakhlak mulia dan sebaliknya.
Namun meskipun demikian, strata sosial dan kondisi ekonomi sering dapat menimbulkan seseorang memiliki akhlak yang berubah menjadi buruk.
Sebagai contoh adalah ketika seorang yang sangat kekurangan akan harta, tidak dapat makan, maka saat menghadapi kesulitan untuk dapat menghidupi keluarga, pikiran untuk berbuat buruk dapat timbul karena keterpaksaan, yaitu mencuri, merampok dan sejenisnya.
Akan tetapi beberapa ulama bersepakat bahwa seorang yang sungguh berakhlak mulia tak akan berubah pikirannya untuk menjadi berakhlak buruk dalam kondisi apapun.
Sehingga beberapa kaum ulama kurang setuju mengenai adanya akhlak yang bersifat tengah-tengah, melainkan akhlak hanya ada baik dan buruk.
Hubungan Akhlak dan Moral dan Susila
Lalu sekarang setelah mengenal pengertian akhlak, masih sering terdapat pertanyaan, apakah hubungan antara akhlak dan moral serta susila?
Moral berhubungan erat dengan akhlak. Susila merupakan kata lain atau istilah lain yang memiliki arti sama dengan moral. Moral atau susila ini lebih berhubungan dengan lingkungan sosial seseorang. Moral ataupun susila lebih berkait dengan hukum tata masyarakat.
Jika akhlak diatur melalui hukum agama dan bersifat universal, berlaku di seluruh belahan bumi manapun, moral ataupun susila diatur melalui hukum kemasyarakatan, dapat terjadi perbedaan didasarkan atas pola kehidupan sosial masyarakat, suku, ras, budaya dan sebagainya.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 177, termaktub sebuah pernyataan yang memiliki arti berikut :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak di dalam kehidupan manusia. Di era yang terus berubah, terkadang akhlak menjadi ikut berubah. Padahal sebenarnya yang namanya ketentuan ataupun ketetapan akhlak tidak dipengaruhi oleh perubahan peradaban ataupun modernisasi masa.
Akhlak buruk sejak jaman sebelum Hijriyah sampai dengan saat ini mempunyai parameter dan indikator yang sama.
Mungkin jika ada yang mengatakan bahwa ukuran akhlak berubah sesuai perkembangan zaman, hal tersebut adalah rancu dengan pengertian istilah lain di luar akhlak, yaitu moral, etika dan sejenisnya sebagaimana telah disampaikan di atas.
Masih terdapat pengertian akhlak lain yang belum dibahas di sini, yaitu bahwa akhlak sangat berhubungan pula dengan dosa serta pahala.
Orang berakhlak baik dijanjikan Allah tempat yang sempurna di taman firdaus, sedangkan akhlak buruk akan mendapat ganjaran berupa neraka yang paling jahanam.
Di dalam agama Islam, akhlak yang mulia dapat dicontohkan oleh Nabi besar Muhammad SAW, di mana di dalam Al Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi : “Wa Innaka La’ala khuluqin ‘adzim”, dengan arti : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”.
Akhlak mulia ini menjadi sebuah pelajaran yang utama bagi pendidikan manusia. Penanaman nilai akhlak harus dilakukan sedini mungkin.
Jika ada yang mengatakan sifat itu tidak dapat diubah, maka akhlak adalah sebaliknya, dapat dibentuk dan mudah diubah asalkan melalui pembentukan yang benar-benar teratur dan terarah.
Demikian tulisan mengenai pengertian akhlak, semoga dapat memberikan suatu pemahaman yang bermanfaat. Semoga seluruh pembaca dapat memiliki akhlak mulia.
Posting Komentar untuk "Apakah Pengertian Akhlak? Pahami Perbedaan Ahlak dan Etika"