Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu Tasawuf yang Menggetarkan Hati Menuju Jalan Ilahi

 

sumber riaz padamsee on flickr.com

Pernahkah Anda mendengar ilmu tasawuf? Ilmu ini merupakan ilmu tentang kebatinan. Ilmu tasawuf tidak bisa dilihat dengan kasat mata, artinya harus menggunakan mata hati. 

Ilmu kebatinan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perasaan dan hati. Bisa dikatakan kalau Ilmu tasawuf adalah ilmu yang bersih dan murni.
 
Mempelajari ilmu ini, harus memiliki rasa ikhlas dan percaya bahwa Allah SWT senantiasa selalu melindungi dan mengawasi kita. 

Mempelajari ilmu ini dapat membersihkan hati yang kotor dan membuat jiwa yang baru, yaitu jiwa yang bersih yang dapat menghilangkan hawa nafsu dan kemungkaran. Ilmu ini bertujuan untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 
Seseorang yang memiliki ilmu ini, akan dapat mendekatkan rohnya dengan Allah SWT. Karena Allah adalah Maha Suci dan hanya orang yang memiliki hati yang bersih dan suci yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 
Jika seseorang dapat belajar ilmu kebatinan, berarti dia sudah memiliki hati yang bersih dan roh yang bersih. Hanya orang – orang yang berhati bersih serta roh yang bersih yang bisa diterima oleh Allah Ta’ala. 

Jika seseorang dapat membersihkan hatinya dari perbuatan yang tidak terpuji, maka segala amal baiknya dapat diterima oleh Allah SWT.
 
Jika seseorang yang hatinya masih kotor, segala amal perbuatan baik yang pernah dia lakukan belum tentu dapat diterima oleh Allah SWT. Sama halnya dengan seseorang yang memiliki roh yang kotor. 

Jika rohnya masih kotor, maka dapat menodai segala amal perbuatannya yang baik. Amalannya bisa berupa amalan shalat, puasa, dan segala amal perbuatan yang dapat mendapatkan pahala.
 
Oleh karena itu, ilmu kebatinan merupakan ilmu yang mempelajari tentang ketulusan dan kesucian dan selalu ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara melakukan pembersihan dan penyucian diri pada roh atau hatinya.
 
Antara tasawuf dengan sufi memiliki kaitan yang cukup erat, yang memiliki arti suci. Sedangkan pengertian dari sufi itu sendiri, yaitu orang yang telah memakai kain wol kasar yang telah meninggalkan baju mewahnya dengan tujuan ingin menjauhkan diri dari dunia yang bergelimang harta hanya untuk fokus mempelajari ilmu kebatinan.
 
Kain wol yang kasar, menggambarkan tentang suatu kesederhanaan dan kemiskinan. Seseorang yang ingin menekuni ilmu kebatinan, biasanya akan meninggalkan kehidupan mewahnya dan hanya terfokus pada ilmu kebatinan.
 
Selain itu, biasanya orang yang menekuni ilmu kebatinan, akan mengenakan baju yang sederhana dan akan mengasingkan diri dari dunia yang fana. Orang sufi biasanya akan menjauhkan diri dari keramaian karena ingin lebih fokus pada ilmu kebatinan. 

Dia hidup dengan sederhana dan akan meninggalkan semua harta benda yang mewah. Mereka yang digolongkan sebagai sufi memiliki sifat baik hati, suka menolong sesama dengan ikhlas, pemurah, dan lebih mementingkan akhirat.

Sejarah Tasawuf

Sejarah mengenai asal mula ditemukannya tasawuf, ada yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari agama Islam yang telah menjalin kontak dengan agama lain, yaitu seperti agama Kristen, Budha, filsafat Yunani, dan Hindu. 

Kemudian dari kontak tersebut mengakibatkan munculnya anggapan mengenai ilmu kebatinan. Berikut beberapa anggapan yang muncul mengenai ilmu kebatinan.

Beberapa kalangan meyakini bahwa pengaruh itu berasal dari para pendeta kristen yang datang ke jazirah Arab, dengan tujuan untuk mengasingkan diri, mencari ketenangan dan keinginan beribadah lebih baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
 
Para rahib-rahib tersebut memiliki hati yang baik dan suka menolong sesama. Hal ini sesuai dengan sufi yang terdapat pada Islam, yang memiliki hati yang baik dan perilaku yang baik, serta mengasingkan diri dari keindahan dunia yang penuh dengan gelimang harta.
 
Sedangkan pengaruh dari agama Hindu, yaitu menjelaskan tentang ajaran menjauhi dunia materi dengan bersatunya Brahman dengan Atman melalui kontemplasi.

Hal ini sesuai dengan yang terdapat pada Tasawuf dalam Islam, yaitu menjelaskan tentang terjadinya persatuan roh manusia dengan roh Tuhan, yang terdapat pada pengalaman ijtihad.
 
Setelah itu, terdapat anggapan tentang ilmu kebatinan yang berasal dari pengaruh agama Budha. Hal ini diduga karena adanya konsep Nirwana yang ada dalam ajaran agama Budha.

Suatu Nirwana akan dapat dicapai jika meninggalkan dunia, kemudian akan memasuki hidup kontemplasi, serta menghancurkan diri. Hal ini terdapat kesamaan dengan Islam, yaitu mengenai paham tentang menghancurkan diri untuk dapat bersatu dengan Tuhan.
 
Lalu ada yang beranggapan bahwa tasawuf juga merupakan pengaruh dari filsafat Yunani yang berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Di dalam filsafat Yunani akan dijelaskan tentang roh manusia yang berasal dari tempat suci dan bersih.
 
Kemudian roh yang suci tersebut akan turun ke dunia dan masuk ke dalam tubuh manusia yang memiliki hawa nafsu dunia. Sehingga mengakibatkan roh yang tadinya suci dan bersih, menjadi roh yang tidak suci.
 
Jika ingin rohnya kembali bersih dan suci, maka para sufi filsafat harus belajar untuk dapat memfokuskan pada ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat. Selain itu, para sufi filsafat tersebut harus melakukan beberapa pantangan dengan syarat-syarat tertentu.
 
Roh yang masuk ke dalam janin seorang ibu, berasal dari roh yang suci dan bersih. Akan tetapi, karena pengaruh dari dunia yang penuh dengan hawa nafsu, mengakibatkan menjadi roh yang kotor.

Jika ingin bertemu dengan Tuhan, maka diwajibkan untuk membersihkan diri dari hawa nafsu yang jahat dengan melakukan ibadat.
 
Selain itu ada anggapan yang terkait dengan pengaruh dari filsafat mistik pythagoras yakni filsafat emanasi Plotinus. 

Filsafat tersebut mengajarkan bahwa roh yang memancar dari Tuhan pasti akan kembali kepada Tuhan. Kemudian roh yang telah masuk ke dalam tubuh manusia merupakan roh yang kotor dan roh tersebut tidak dapat kembali ke Tuhan karena roh tersebut tidak suci.
 
Roh yang kotor akan tetap hidup di dunia hingga roh tersebut mampu untuk membersihkan diri dengan cara reinkarnasi, jika rohnya sudah bersih, maka akan kembali ke Tuhan dan bersatu dengan Tuhan di bumi. 

Penjelasan dari filsafat ini sesuai dengan penjelasan yang terdapat pada filsafat Pythagoras. Akan tetapi, paham yang menjelaskan tentang pembersihan diri dengan reinkarnasi sangat bertentangan dengan ajaran agama islam.
 
Akan tetapi, terdapat ilmu kebatinan dalam agama Islam yang sepaham dengan filsafat Plotinus, yaitu mengenai paham yang menjelaskan tentang roh yang sudah bersih akan bersatu dengan Tuhan di dunia.
 
Itulah beberapa tanggapan mengenai pengaruh dari agama lain tentang ilmu kebatinan. Sedangkan ilmu kebatinan dalam agama Islam itu sendiri, yaitu menjelaskan tentang manusia yang ingin selalu mendekatkan diri dengan Allah SWT. Itulah sejarah Tasawuf, mengenai anggapan dan pengaruh dari masing-masing agama.

Syarat Belajar Tasawuf

Jika Anda ingin belajar tentang tasawuf, terdapat syarat-syarat yang wajib terpenuhi. Syarat-syaratnya, yaitu sebagai berikut.

1. Zahid
 
Pengertian dari zahid adalah meninggalkan sesuatu hal yang berlebihan dan tetap mengutamakan yang halal.

2. Keyakinan kepada Allah SWT dan Rasul
 
Seseorang yang belajar tentang ilmu Kebatinan, sangat diwajibkan untuk selalu yakin terhadap Allah SWT dan rasulnya. Dengan suatu keyakinan yang kuat akan dapat menjadi pegangan dalam hidupnya.

Seseorang yang yakin akan Allah SWT dan rasul, tidak akan pernah berpaling, matanya hanya digunakan untuk menuju jalan Allah SWT, telinganya hanya digunakan untuk mendengar kalam Allah SWT dan Rasulnya, sedangkan lidahnya akan selalu digunakan untuk berzikir, yaitu selalu mengingat asma Allah SWT.

3. Ilmu
 
Selalu mempelajari dan mengamalkan tentang ilmu syariat, yang di dalamnya terdapat hal-hal yang akan memperbaiki dhohirnya.

4. Tawakal
 
Seseorang yang bertawakal berarti dia senantiasa mengisi hari-harinya hanya untuk mengingat Allah SWT semata dan selalu bergantung dengan Allah SWT. Selalu menyadari bahwa hanya Allah SWT yang sayang kepadanya melebihi kasih sayang diri sendiri dan orang tua.

5. Taubat
 
Selalu bertaubat dan senantiasa minta pengampunan dari Allah SWT.

6. Takut (Khauf)
 
Selalu takut dan patuh dengan perintah Allah SWT, yaitu dengan selalu menjauhi larangan dan menjalani perintah Allah SWT.

7. Sabar
 
Selalu sabar akan setiap ujian yang diberikan Allah SWT dan selalu menahan diri untuk tidak berkeluh kesah dengan segala ujian yang diberikan Allah SWT padanya.

8. Ikhlas
 
Selalu menjalani ibadah dengan rasa ikhlas yang tulus dan semata-mata karena Allah SWT.

9. Ridha
 
Redha merupakan rasa mau menerima dengan senang hati atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

10. Selalu mengingat mati
 
Seseorang yang selalu mengingat kematian, maka dia akan selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT dan selalu beramal kebaikan.

11. Kasih sayang (Mahabbah)
 
Selalu ingat kepada Allah SWT dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan semua perintah dan larangan Allah SWT.

Manfaat Mempelajari Ilmu Tasawuf

Terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari ilmu tasawuf. Manfaatnya adalah sebagai berikut:

  • Seseorang yang mempelajari ilmu kebatinan dapat membersihkan hatinya.
  • Seseorang akan memiliki sikap yang baik dan berjiwa dermawan.
  • Hati seseorang akan menjadi tenang dan damai.
  • Dapat mengetahui alam yang gaib, yaitu alam yang tidak bisa diketahui dengan mata telanjang dan hanya mata batin yang bisa melihatnya.
  • Seseorang akan memiliki sifat budi pekerti yang baik dengan sesama.

Demikian informasi yang bisa Anda ketahui tentang ilmu tasawuf. Semoga ilmu ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan Anda. Terima kasih telah berkunjung.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk "Ilmu Tasawuf yang Menggetarkan Hati Menuju Jalan Ilahi"