Mekah dan Kisah Kejayaan Umat Islam
Umat Islam pasti mengenal kota satu ini. Mekah. Kota utama di Arab Saudi yang menjadi tujuan umat Islam untuk menunaikan rukun Islam ke 5, yaitu menunaikan ibadah haji pada saat Bulan Dzulhijjah atau lebaran Haji (Idul Adha).
Mekah juga menjadi pusat atau Kiblat bagi umat Islam ketika salat. Mengapa? Karena ada sebuah bangunan suci di sana. Bangunan yang dulu pernah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, untuk menjadi tempat ibadah umat Islam sedunia.
Secara Geografi, Kota Mekah berada sekitar 600 km di sebelah selatan kota Madinah, dan terletak kurang lebih 200 km di sebelah timur laut kota Jeddah. Bentuk kota Mekah ini adalah lembah sempit.
Dikelilingi oleh banyak gunung. Dahulu kala, kota ini sangat rawan dengan banjir ketika musim hujan. Hal itu membuat pemerintah Arab Saudi kemudian memperbaiki dan melakukan banyak renovasi pada Kota Mekah.
Sama halnya dengan kota lain di Arab Saudi, kota ini memiliki iklim gurun. Di Kota Mekah, sistem administrasi dipimpin oleh seorang Amir, yang disebut walikota di negara lain. Amir ini ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi, serta dibantu oleh para majlis dewan kota yang dipilih oleh masyarakat setempat.
Jumlah para majlis sendiri sebanyak empat belas orang. Kota Mekah juga menjadi ibukota dari Provinsi Mekah. Pangeran Khalid Al Faisal adalah gubernur Mekah pertama yang terpilih pada tanggal 16 Mei 2007..
Selain menjadi pusat agama Islam, Kota Mekah juga menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Untuk pendidikan formal telah mulai dikembangkan dari berakhirnya periode pemerintahan Utsmani.
Pada tahun 1912 oleh seorang pedagang dari Jeddah bernama Muhammad Ali Zainal. Ketika itu, Muhammad Ali Zainal Madrasah Al-Falah dengan biaya waktu itu £ 400.000. Hingga 2005, telah terdapat 532 sekolah umum atau swasta untuk pria, serta 681 sekolah umum atau swasta untuk siswa perempuan di Mekah.
Perguruan tinggi yang pertama didirikan di Mekkah sekitar tahun 1949. Perguruan tinggi ini bernama Kulliyat al-Shar'ía, dan kemudian menjadi Fakultas Syar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah.
Seperti yang telah diketahui, di Mekah terdapat Masjid agung bernama Masjidil Haram, yang bangunannya dibuat mengelilingi Ka'bah. Saat ibadah haji, Masjidil Haram adalah tempat dimana para jamaah haji melakukan tawaf, dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Untuk para non-muslim dilarang keras untuk memasuki Kota Mekah. Hal ini sudah menjadi hukum yang berlaku di Arab Saudi untuk kota suci umat Islam tersebut.
Mekah memiliki sejarah yang panjang. Tentunya sejarah itu berhubungan dengan sejarah Islam. Selain sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad Saw, mekah adalah kota suci umat Islam.
Berikut ini kita akan belajar sedikit sejarah tentang kota Mekah ini.
Mekah dan Ibrahim
Ibrahim memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan Kota Mekah. Hal ini berkaitan dengan Ka'bah pada dahulu kala dibangun bersama dengan putra kesayangannya, Ismail.
Jika kita berbicara tentang kota Mekah dan Ka'bah tentu ada hubungannya dengan sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Awalnya adalah ketika Nabi Ibrahim menikahi pelayannya yang bernama Siti Hajar.
Saat itu Istri pertama Nabi Ibrahim, yakni Siti Sarah menyarankan kepada Nabi Ibrahim agar menikahi Siti Hajar supaya memiliki keturunan. Akan tetapi, lama kemudian Siti Sarah pun mengandung, dan mulai menunjukan tanda-tanda kecemburuan ketika Siti Hajar melahirkan Ismail.
Untuk menghentikan perselisihan atas keduanya, Ibrahim pun meminta petunjuk Allah Swt. Kemudian Beliau membawa Siti Hajar dan Ismail ke padang pasir yang tidak bertuan. Atas perintah Allah, Ibrahim harus meninggalkan keduanya di sana.
Walaupun merasa tak tega untuk meninggalkan mereka berdua di lembah tandus, pada akhirnya Ibrahim berserah diri, seraya berdoa agar Allah selalu menjaga mereka berdua. Cerita ini pun menjadi bagian dari sejarah Mekah.
Sepeninggalan Nabi Ibrahim, hidup keduanya sangatlah susah. Pada saat berada dalam kesulitan, datanglah Jibril yang kemudian membawa Siti Hajar ke suatu tempat.
Jibril kemudian menginjakan kaki keras-keras, sehingga keluarlah mata air, yang kemudian dikenal dengan mata air zamzam. Mata air ini hingga kini bisa ditemui di Mekah.
Atas ijin dan pertolongan Allah, Ismail dan Siti hajar berhasil menjadikan padang pasir yang semula tandus tersebut menjadi wilayah yang subur. Bahkan mereka dengan sukarela menolong para musafir yang kehausan untuk sekedar istirahat atau minum.
Akhirnya, tersebarlah kabar mengenai daerah ajaib yang sangat subur tersebut, dan didiami oleh pasangan ibu dan anak yang hidup dengan rukun. Kawasan itu kemudian berkembang menjadi Mekah.
Mendengar kabar tersebut, maka pergilah Ibrahim ke tempat ditinggalkannya Islami dan Siti Hajar. Tanpa adanya rasa dendam, keduanya kemudian menerima Ibrahim dengan tangan terbuka dan penuh kehangatan.
Sayang sekali, belum lama kedua ayah dan anak itu saling memberikan kasih sayang, mereka mendapatkan cobaan yang sangat berat. Cobaan ini juga menjadi bagian dari sejarah Mekah.
Nabi Ibrahim harus mengorbankan Ismail kepada Allah Swt, dengan menyembelihnya. Sungguh hampir tidak sanggup Ibrahim melakukan itu, dan dia merasa bahwa perintah Allah sangat berlebihan.
Akan tetapi, dengan ketaqwaan Ismail, ia bersedia untuk menjadi Qurban. Cerita pengorbanan Ismail ini juga tercatat sebagai sejarah Mekah.
Sungguh sangat ajaib, tiba-tiba di tempat Qurban bukanlah Ismail, melainkan Allah telah menggantinya dengan seekor ternak.
Allah kemudian memerintahkan keduanya untuk berbagi dengan masyarakat menikmati kurban mereka. Itu juga menjadi salah satu sebab kenapa umat Islam di sunah muakad kan melakukan Qurban, untuk kemudian berbagi kepada masyarakat kecil. Tradisi tersebut rupanya berawal dari Mekah.
Kemudian Allah memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim dan Ismail untuk mendirikan sebuah bangunan sebagai rumah Allah yang disebut Ka'bah.
Ketika menjalankan rukun Islam yang kelima yakni ibadah haji, setiap muslim pasti berada disana (Mekah). Kemudian Kota Mekah menjadi semakin makmur dan berkembang di bawah pengawasan Ismail.
Mekah dan Muhammad
Setelah masa Ismail berlalu, perkembangan Mekah selanjutnya didiami oleh orang-orang Jurhum. Kemudian pada masa selanjutnya, Mekah dipimpin oleh Suku Quraisy dan menjadi suku utama di Jazirah Arab. Mereka kemudian merasa memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah.
Sebelum kedatangan agama Islam, Jazirah Arab merupakan wilayah dengan kemoralan yang sangat minim. Sebagian besar orang-orang Arab adalah penyembah berhala, dan sisanya merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.
Ketika itu, Mekah merupakan tempat suci bagi bangsa Arab, banyak terdapat berhala-berhala agama mereka, sumur zamzam dan Ka'bah.
Kemudian pada tanggal 12 Rabi'ul Awal di tahun Gajah, atau tanggal 20 April 571 M, lahirlah seorang keturunan langsung dari Nabi Ismail yang bernama Muhammad.
Ketika dalam kandungan, ayahnya yang bernama Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal, dan ibunya Aminah binti Wahab menyusul ketika ia berusia 7 tahun.
Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, dan dibesarkan oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Ketika berusia 25 tahun, Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah, seorang janda kaya yang sangat cantik, terpandang dan berbudi luhur. Ketika itu usia mereka terpaut 15 tahun. Cerita tentang Nabi Muhammad ini juga menjadi bagian dari Mekah.
Karena kejujurannya, Nabi Muhammad pernah akan diangkat menjadi hakim. Akan tetapi, suasana Kota Mekah dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi, serta adat mereka mengubur bayi-bayi perempuan membuat Muhammad menolak tawaran itu. Beliau lebih senang menghabiskan waktunya untuk menyepi dan mencari ketenangan di Gua Hira.
Di usianya yang ke 40 beliau didatangi oleh Malaikat Jibril untuk diberi wahyu pertamanya di Gua Hira. Dengan adanya wahyu tersebut, Nabi Muhammad diperintahkan untuk mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat.
Awalnya ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun (Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)", kemudian secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.
Sayangnya, penduduk Mekah tidak mau menerima ajaran tersebut, bahkan berencana untuk membunuh Muhammad. Nabi Muhammad dan para pengikutnya kemudian melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M. Dari peristiwa tersebut, dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Setelah berhasil menyebarkan agama Islam di Madinah, Nabi Muhammad memutuskan melakukan penyebaran agama Islam di Mekah dengan peperangan.
Bahkan, penduduk Madinah dengan sukarela ikut berperang bersama Nabi Muhammad Saw. Akhirnya, kota Mekah berhasil ditaklukan, dan menjadi pusat agama Islam selain Madinah.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, maka Mekah berada di bawah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah. Dan dilanjutkan oleh beberapa pemerintahan Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Umayyah), Baghdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Utsmaniyah).
Setelah kehancuran sistem pemerintahan kekhalifahan, Mekah kemudian bersatu di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud dan menjadi kota suci umat Islam hingga sekarang.
Posting Komentar untuk " Mekah dan Kisah Kejayaan Umat Islam"