Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan Surat Kursi, Tapi Ayat Kursi

 

 image by mizpay_use on flickr.com

Bila ada yang menyebut ayat kursi dengan sebutan surat kursi, maka jelas menunjukkan bahwa orang tersebut jarang membaca al-Qur’an, buku-buku Islam atau ceramah agama yang disampaikan para ustadz. Ada 114 surat di dalam al-Qur’an, namun tak satupun tertulis surat kursi.
 
Yang benar adalah ayat kursi. Ayat ini terdapat di dalam surat al-Baqarah ayat 255. Yang benar adalah ayat kursi bukan surat kursi. Ayat ini memang kerap jadi bacaan banyak orang. Di dalam artikel ini penulis akan coba mengupas tentang ayat kursi dan kandungan maknanya.

Bunyi Lafal Ayat Kursi

Bagi siapa saja yang tak pandai membaca al-Qur’an yang berbahasa Arab dan ingin menghafal ayat kursi, berikut ini penulisan dalam bahasa Indonesia. Plus, terjemahannya juga.
 
"Allahu laa  ilaaha illa huwal hayyul qayyum laa ta'khudzuhu sinatun wa laa naum. Lahu maa fis samaawaati wa maa fil ardhi man dzalladzi yasyfa’u ‘indahu illa bi idznih. Ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum wa laa yukh tuna bi syai in min ‘ilmihi illa bimasya´. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardhi walaa yauduhu hifdzuhuma wahuwal ‘aliyyul ‘adziim"
 
Artinya:

(Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikit pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-nya meliputi langit dan bumi. Dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi  lagi Maha Besar)

Keistimewaan Membaca Ayat Kursi

Untuk melihat betapa istimewanya membaca ayat kursi ini, penulis mencoba mengkaji langsung di dalam kitab tafsir yang ditulis oleh Imam al-Qurthubi yang berjudul “al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an”.
 
Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi Saw. bersabda, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa as. “Siapa yang terus-menerus membaca ayat kursi setiap selesai shalat, Aku (Allah) memberikan kepadanya lebih banyak daripada apa yang Aku berikan kepada orang-orang yang bersyukur, Aku berikan kepadanya pahala para Nabi, Aku berikan balasan melebihi balasan amal para shiddiqin, Aku hamparkan kekuasaanku yang penuh dengan rahmat-Ku, tidak ada yang bisa mencegah Aku memasukkannya ke dalam Surga, sampai datang kepadanya malaikat maut”.
 
Musa bertanya, “Wahai Tuhan, bagaimana dengan orang yang mendengarkan firman-Mu ini namun tidak melanggengkannya? Allah menjawab, “Sungguh Aku tidak akan memberikannya, kecuali kepada para Nabi, orang-orang jujur pengikut Nabi, orang-orang yang Aku cintai, atau orang-orang yang Aku kehendaki mati di jalan-Ku".
 
Di dalam hadis yang lain juga terdapat penjelasan tentang keistimewaan membaca ayat kursi. Yaitu:

Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang membaca ayat kursi di malam hari, maka Allah selalu menjaganya, dan setan pun tak berani mendekatinya hingga pagi hari”. (HR. Bukhari)

Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk ke dalam surga.”

Rasulullah Saw. juga bersabda, “Tiada seorang pun dari umatku apabila menjelang pagi membaca ayat kursi 12 kali, kemudian berwudhu’ dan melaksanakan shalat shubuh melainkan Allah akan menjaganya dari maksud jelek setan dan menempati derajatnya orang-orang yang membaca seluruh surat dalam al-Qur’an sebanyak tiga kali dan akan mendapatkan mahkota pada hari kiamat yang terbuat dari cahaya yang menerangi seluruh penghuni dunia.”

Kandungan Ayat Kursi

Bila dibaca ayat kursi dengan seksama dan dilakukan pemahaman yang baik dengan membaca buku-buku tauhid ataupun buku-buku tafsir, ternyata ayat kursi memiliki empat kandungan.

1. Mengesakan Allah
 
Di dalam ayat kursi, dengan tegas Allah menjelaskan bahwa Dia adalah Tuhan, tidak ada tuhan selain dia. Di sinilah pelajaran tauhidnya. Sebenarnya apa sih definisi Tuhan? Tuhan adalah yang tidak berhajat (membutuhkan) sesuatu apapun tapi sesuatu lah yang membutuhkannya.
 
Ini bisa dipahami dari ayat kursi. Allah Swt. berfirman, “Dia yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.” Coba perhatikan, adakah Tuhan seperti Allah? jawabannya, tidak. Allah Maha Esa. Ia hidup tidak berawal dan tidak berakhir.
 
Jika Allah hidupnya berawal atau berakhir, maka Allah sama dengan mahluk. Jika Allah berawal, maka ia membutuhkan kepada yang menghidupkannya. Jika Allah berakhir, maka ia membutuhkan kepada yang mematikannya. Sedangkan Allah mustahil demikian.
 
Demikian hal juga dengan mengantuk dan tidur. Allah Swt. tidak pernah mengantuk. Karena mengantuk adalah hal yang menunjukkan kelemahan.

Jika Allah mengantuk, maka membutuhkan kantuk. Kantuk membutuhkan yang menjadikannya. Dan jelas saja, ini mustahil terjadi pada Allah. Karena sifat mengantuk dan tidur hanya dimiliki oleh makhluk. Allah mustahil mengantuk dan tidur.
 
Satu hal lagi yang menjadi perhatian. Ada makhluk yang diciptakan Allah berawal, namun tak berakhir. Yaitu, surga dan neraka. Namun keduanya tetaplah makhluk Allah. 

Allah mengekalkan surga dan neraka lantaran di sinilah tempat manusia menerima pembalasan. Plus, tidak ada kebangkitan dunia dan kematian manusia setelah masuk ke dalam surga ataupun neraka.

2. Allah, Pemilik Segalanya
 
Membaca ayat kursi sejatinya mengingatkan manusia bahwa ia tak memiliki apa-apa. Semuanya adalah milik Allah, baik yang ada di bumi maupun di langit. Bahkan langit dan bumi pun milik Allah. Karena Allah yang menciptakan langit dan bumi.
 
Secara sederhana, Allah mengingatkan orang yang membaca ayat kursi bahwa apapun yang dimilikinya di bumi adalah milik Allah. Tak pantas untuk menyombongkannya. Semuanya berawal dan berakhir. Tidak usah diambil contoh dari sisi harta. 

Kita lihat saja pengetahuan yang dimiliki. Begitu banyaknya pengetahuan yang dimiliki namun kini kita lebih banyak lupanya. Karena semuanya milik Allah. Hanya Allah yang mengizinkan apakah pengetahuan tersebut layak diberikan kepada kita atau tidak.

3. Mengakui Ilmu Allah Yang Maha Luas
 
Di dalam ayat kursi juga terdapat penjelasan bahwa Allah Maha Mengetahui, sedangkan yang diketahui manusia hanyalah sedikit. Allah Swt, berfirman, Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikit pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.”
 
Karena itu, manusia mesti menyadari dengan benar bahwa apa yang diketahuinya saat ini hanya sedikit. Ia pun tak boleh dengan serta merta menolak apa yang ditetapkan Allah terhadap dirinya. 

Pasalnya, ia tidak mengetahui apa yang ada dalam ilmu Allah. Mungkin saat ini dalam kondisi susah, namun dalam Ilmu Allah nanti akan menjadi orang yang senang dan bahagia.
 
Karenanya, membaca ayat kursi ini menjadikan kita untuk selalu bersabar mengarungi hari demi hari yang dilalui. Tetaplah berpikir positif bahwa ilmu Allah lebih luas dibanding dengan ilmu manusia.

4. Mengakui Kekuasaan Allah
 
Dengan membaca ayat kursi, kita akan mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa. Ia memiliki langit dan bumi. Tak ada kekuasaan yang dimiliki manusia, melainkan hanyalah titipan Allah Swt. Karena itu, tak pantas manusia sombong di dunia ini.
 
Penting menjadi catatan, bahwa kata kursi di dalam ayat tersebut maknanya adalah kekuasaan, bukan kursi seperti milik manusia. Jika kata tersebut dipahami dengan kursi milik manusia, maka Allah tidak Esa dan Kuasa. Karena ia masih membutuhkan sesuatu, dan hal tersebut adalah hal yang mustahil bagi Allah.
 
Inilah artikel sederhana yang mengupas tentang bukan surat kursi, tapi ayat kursi. Semoga bermanfaat.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk "Bukan Surat Kursi, Tapi Ayat Kursi"